Saturday, August 1, 2015

Menulis dan bukan

Kata pacar saya, tulisan itu mahal, emang elu diobral-obral. Saya jadi berfikir lagi tentang menulis. Saya juga jadi bertanya, mengapa saya (atau banyak orang) menulis di blog, serius ataupun tidak. Padahal dalam banyak kasus, penulis besar tidak mengobral tulisannya lewat media sosial atau platform dunia maya lainnya, yang biasanya bersifat publik. Biasanya tulisan sampingan (draft) dicatat pada jurnal, atau surat-surat yang bersifat pribadi. Saya tidak tahu, misalnya jika 30 tahun silam ada twitter, apakah karyanya akan beringsut menjadi produk recehan yang hilang enam bulan kemudian di toko buku. Sebab melempar tulisan ke publik perlu pertimbangan lebih atau proses penyesuaian, yang kadang melunturkan ke-apa-adanya-an sebuah tulisan. Maksud saya, hilangkah kejujuran tulisan karena menuruti jumlah approval di dunia maya? Banal dan pesimis, tetapi kemungkinan itu ada.