Sunday, November 1, 2015

Perompak


Jika kualitas konsumsi bacaan yang beredar bisa menandai jenis ekonomi yang bekerja di suatu masyarakat, sekasarnya saya bisa bilang memang Indonesia terkesan kapitalis (sebagai orang muda, saya punya hak paripurna untuk sok emosi). Sebab, seperti kesal saya di postingan lain, buku bagus tidak terjangkau (mahal, jendral). Atau distribusinya tidak merata (jauh, jendral). Padahal butuh. Sehingga, saya hendak berbagi jalur tembus untuk membaca secara maya. (yang di Dublin pasti misuh-misuh).

Kamu perlu:
1. Menyebut nama yang maha kuasa untuk mencegah dosa.*opsional
2. Calibre dan/atau FBReader
3. Website unduh 
4. Referensi membaca
[2] Percayalah bahwa calibre itu perlu jika kamu memang berniat membaca virtual secara masif dan terus-menerus (entah menyimpan untuk analisa jangka panjang dst). Calibre adalah aplikasi ofline untuk membuat katalog pribadi dari ebook yang kamu miliki di komputer. Tidak hanya itu, juga dapat digunakan untuk membaca. Support hampir semua ekstensi ebook, singkronisasi dengan smartphone, dan konfigurasi metadata. Ini plek itunes untuk bookworm.


Btw untuk pembaca nomaden, FBReader mayan oke untuk aplikasi ebook reader dan catalog di smartphone. Sudah terintegrasi dengan website unduh buku gretongan.

[3] Supaya tidak melanggar masalah hak cipta, website yang saya cantumkan disini punya koleksi halal untuk diunduh. Kebanyakan literatur klasik dan karya populer, dengan sedikit buku cult. Beberapa mencantumkan buku akademisi. Sisanya buku indie. Berbahasa atau berisi karya Indonesia? Mimpi sih boleh.

1. Project Gutenberg     - Pentolan ebook klasik dengan koleksi paling banyak
7. Monoskop                   - Punya fokus di art dan humaniora

Supaya bertanggung jawab pada judul postingan, saya cantumkan website dan forum untuk merompak (aduh, sakitnya digampar moral). Silakan kopas dan ganti [dot] dengan titik di url bar. Maaf setengah-setengah, sekadar menjaga agar budaya gerliyawan/wati ini tetap lestari dari cengkraman gugel alert.

1. http://forum[dot]mobilism[dot]org/viewforum[dot]php?f=106        
- ini website favorit saya untuk mengunduh buku lanjutan dari yang halal. Indexnya rapi.

2. http://ebook[dot]stepor[dot]com
yang ini tricky. Dia hanya menjembatani tautan yang memungkinkan menuju judul yang hendak diunduh. 

3. https://onlybooks[dot]org/
- Salah satu website kesukaan untuk mengunduh buku arsitektur. Sayangnya banyak link mati di website ini.

3. Indowebster
- saya senang ada usaha sejawat. Register dulu. Free.

Sebagai perbandingan, website-website ini kadang menyajikan buku yang hanya dapat dinikmati di belahan dunia tertentu, seperti Kurt Vonnegut (US) atau karya perintilan dari penulis ternama. Atau buku-buku akademis dan texbook yang kadang sulit didapat.

[4] Referensi website sebenarnya banyak dan opsional. Masing-masing dari kita umumnya sudah mulai membangun tendensi terhadap jenis bacaan. Namun, dari sekian banyak judul, perlu kacamata sinar X yang membantu kita menghindari kucing dalam karung. Tololnya saya dulu, begitu melihat kemungkinan, saya akan meraup sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan arsitektur dan sebangsanya, padahal belum tentu hal itu relevan dengan kebutuhan saya. 

1. Goodreads – saya mondar mandir disini doang. Dan selama ini cukup mampu membimbing melalui review dan fitur rekomendasi. Sisanya bisa dikaji di gugel atau wikipedia.

Ngomong-ngomong buku bagus, bagi saya, ya buku yang habis dibaca bikin bersyukur. 

Sebagai penutup, harapannya sepele; jangan diobral kayak film bajakan. Simpan untuk sendiri, lebih baik lagi hapus setelah kelar. Kedua, saya juga baru menyadari bahwa ketersediaan buku secara maya (arsip online, legal maupun tidak) bisa menjadi indikasi kualitas dari suatu karya sastra di masyarakat tertentu. Kesulitan menemukan arsip sastra Indonesia (kecuali karya kapital, jaman kolonial, dan gemuruh 65) menimbulkan pertanyaan: Segitu cups karya kita sampai ngga ada yang mau ngebajak? 

2 comments:

Aqil Fadhli Amura said...

Kalo komik amerika yang free ada di comix4free.com kit, sampe yang baru pun ada disitu!

Bangquito said...

Di mobilism forum juga qil. Ecomic pengorbanan bandwithnya gede sih.