Friday, February 26, 2016

About Clone


Jika menyimak film sci-fi bertema Cloning, hal yang paling ingin saya lihat adalah bagaimana clone bereaksi satu sama lain. Apa yang terjadi jika satu ingatan berbincang-bincang? Apakah mereka akan saling memuji ketampanannya, atau saling meludah? Dulu, hal ini saya dapatkan dari acara Naruto jika si bocah rubah itu melakukan kage bunshin no jutsu lalu adu gebuk. Kemudian yang paling mengena pada The 6th Day dimana Arnold Schwarzenegger secara jenaka bersekutu dengan klonengannya. Namun saya tidak kenyang dengan penggambaran itu, keduanya menceritakan chemistry antar clone dengan cara yang kurang menantang seperti teman dekat. 

goks bro



Moon (2009) bercerita tentang Sam Bell (Sam Rockwell), seorang operator stasiun mesin untuk mengumpulkan batu di bulan. Selama 3 tahun, Sam telah berada disana hanya ditemani robot bernama Gretty (Kevin Spacey). Setelah suatu kecelakaan di lapangan, terbukalah fakta bahwa Sarang menggunakan kloning dari Sam Bell sebagai pekerja disana. Setiap berakhirnya kontrak 3 tahun, clone akan dilenyapkan untuk digantikan oleh clone baru dengan ingatan implan dari Sam Bell yang asli. Hal ini berulang hingga salah satu clone menyelamatkan clone lain yang mengalami kecelakaan lapangan, lantas keduanya mencoba mencari jawaban atas kondisi mereka.


Lingkup angkasa sudah menyiratkan bau sci-fi yang kental, penghematan karakter dan medan memberi fokus pada perkembangan tokoh Sam Bell 1 dan 2. Alur cerita dikupas pelan-pelan, bukan dalam kerangka puzzle yang membutuhkan panadol. Jika ditanya seberapa realistis, perkembangan hubungan antar clone terasa alami. Tahap perkelahian, kegalauan jati diri, hingga kesepakatan bersama muncul secara teratur. Namun setelah penyingkapan skema kloning, jalan ceritanya sudah sangat dapat ditebak. Sekali lagi, saya mengapresiasi penggambaran tentang dialog antar kloning tanpa porsi filosofis yang berlebihan ataupun komedi yang tawar.

Awalnya, ada beberapa potensi skenario yang saya bayangkan. Entah delusi dari kesendirian astronot, atau varian cerita dari Space odyssey (tuduhan itu jelas muncul mengingat Kevin Spacey dan Usual Suspect). Menjelang terbukanya fragmen tentang clone ditambah latar angkasa yang claustrophobic, saya pikir ujungnya bakal terjadi pertumpahan darah untuk memperebutkan mahkota jati diri Sam Bell. Ternyata, agenda besar yang ingin dikritik adalah kapitalisme. Sarang sebagai perusahaan yang mengirim Sam Bell ke bulan, dilambangkan sebagai ikon kapitalisme yang mengubah manusia menjadi set of skill yang mudah digantikan. 

Cheap labour at all cost, including human condition.
China, human labour. Bold


Bertolak dari sana, wajar jika dialog antar clone menjadi perbincangan yang terkesan manusiawi. Clone diibaratkan sebagai lambang pikiran kolektif dalam melawan otorisasi kapitalisme dan merebut kembali pangkat free will. Hal ini dibuktikan dari Bagaimana Bell 2 bersimpati pada Bell 1 walaupun mereka tidak sependapat, cara mereka saling menyambut ingatan satu sama lain, hingga usaha untuk memulangkan salah satunya.


Walaupun kompleksitas dialog baik naruto hingga Moon berbeda, hasil yang ditimbulkan sama. Clone yang memiliki kesadaran diri sebagai manusia akan selalu berusaha untuk kembali pada masyarakatnya, dengan atau tanpa jati diri yang sah. Sementara Clone yang lain akan bermufakat untuk menolong atau menyingkir dari tujuan tersebut. first come, first served. Seperti yang sudah-sudah, manusia pada dasarnya ingin bergumul.

Terakhir, jika ditanya recommended atau tidak; Lumayan, tapi bukan tipe yang bisa ditonton berulang-ulang seperti The Fifth Element.
  

No comments: