Beberapa bulan ini emosi saya naik-turun seperti jakun seorang penyanyi dangdut. Namun tidak semerdu melodi yang dihasilkan lagu dangdut, turbulensi yang sengit ini membuat kepala saya kacau. Misalnya, saya bisa bangun pagi dengan rasa sedih yang tiba-tiba, kemudian melenting gembira di malam hari, atau sebaliknya. Jika mengikutinya, saya akan larut dalam kedua ekstrim nada tersebut. Maka, sepanjang hari saya berupaya untuk meredam kedua emosi yang tajam ini sambil terus bergerak. Tentu ini memakan waktu dan stamina. Rasanya seperti berjalan di bawah hujan lebat atau kabut yang tebal. Adapun, beberapa bulan hingga sekarang pergulatan itu belum pungkas.